Perbedaan pandangan maupun pilihan didalam demokrasi merupakan hal lumrah. Apalagi dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang membuat situasi kian memanas.
Karawang, otentiknews.click – Tokoh pemuda yang juga wakil ketua Karang Taruna kabupaten Karawang Jayadi SE, atau yang kerap disapa kang Jayadi, angkat bicara terkait suasana tensi politik di kabupaten Karawang yang mulai memanas.
“Kita mulai dari diri sendiri, kita dinginkan hati dan pikiran kita masing-masing. Kita keluar dari hiruk-pikuk opini diluar sana, pertajam mata batin kita untuk menentukan pilihan dengan tenang, bila dari yang terbaik tetapi kurang sempurna, Memang Allah tidak perintahkan kita untuk bergantung pada siapapun, karenanya mari kita awali komitmen untuk menjadi bagian mengisi perubahan yang baik pada diri kita sendiri,” ujarnya.
Dirinya mengajak untuk bisa menjadi alat pendingin, perlunya kedewasaan dalam menyikapi perbedaan pilihan dalam berdemokrasi di setiap wilayah yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan.
Lebih lanjut ia mengatakan, Perbedaan pandangan maupun pilihan didalam demokrasi merupakan hal lumrah. Apalagi dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang membuat situasi kian memanas. Namun demikian.
“Kedewasaan dalam menentukan pilihan serta saling menghormati perbedaan pilihan dalam berdemokrasi menjadi sebuah keharusan,” ucap kang Jayadi melalui sambungan teleponnya, Minggu (21/7/2024).

Masih dikatakan Jayadi, Saat ini demokrasi di tanah air sedang menghadapi berbagai ujian. Karena itu dibutuhkan sikap kedewasaan dalam menyikapi perbedaan.
“Demokrasi merupakan cara dan alat yang paling tepat dalam menjalankan roda bernegara. Karenanya, kedaulatan sepenuhnya berada ditangan rakyat. Ironisnya, acapkali demokrasi belakangan malah melahirkan beragam persoalan. Seperti konflik horizontal, kampanye SARA, berita hoax, fitnah, money politics, hingga dugaan keberpihakan penyelenggara,” paparnya.
Jayadi berpendapat, perbedaan dan perdebatan merupakan hal biasa dalam demokrasi. Menurutnya, bangsa Indonesia pun dapat menjadi negara besar. Penyebabnya, perdebatan panjang para founding father. Namun, perdebatan itu dilakukan bukan untuk menghancurkan, tetapi dengan semangat saling menguatkan.
Pihaknya menilai, Pemerintah seharusnya berterima kasih kepada Masyarakat, Para Aktifis dan Mahasiswa. Pasalnya, di saat pemerintah salah jalan, pihak inilah yang berperan meluruskan untuk tetap berada dijalan yang lurus.
“Jangan anggap masyarakat, para aktifis dan mahasiswa sebagai musuh, tetapi jadikan mereka sebagai teman berdemokrasi,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia yang memiliki suku dan budaya bermacam-macam tetap bisa bersama-sama tanpa perpecahan. “Inilah potret salah satu hikmah perbedaan,” pungkasnya Jayadi. (red).