REDAKSI | Deraphukum.click |
MUDIK Istilah Bahasa Jawa, Yakni “Mulih Dhisik” Yang Secara Harfiah Berarti “Pulang Ke Desa.
Dari banyak nya masyarakat indonesia yang berjuang demi nafkah serta cita cita dari tujuan hidup tak kala harus mengorbankan banyak hal, selain meninggalkan keluarga, dan juga hal hal indah yang harus di tinggalkan demi menggapai semua itu.
Tak hanya merantau pergi ke antar kota, bahkan antar provinsi, antar negara demi berjuang dalam menggapai cita cita hidupnya.
Istilah mudik itu berasal dari kata “Mulih Dhisik” pulang dulu, berarti secara harafiah berarti pulang ke asal.
Tak hanya dalam moment hari raya saja, kata mudik yang sering di utarakan oleh sesorang yang ingin pulang ke kampung halaman, tetapi pada waktu waktu tertentu yang mempunyai waktu banyak libur bahkan cuti yang di manfaatkan.
Moment itu selalu di manfaatkan oleh masyarakat indonesia banyaknya, mengingat ada rasa rindu dengan waktu yang banyak, serta menjalin kembali tali silaturahmi di kampung nya.
Sejarah MUDIK !!!
Dahulu kala, tradisi mudik sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit. Saat itu, para perantau kembali ke kampung halaman untuk membersihkan makam para leluhurnya. Namun, istilah mudik lebaran baru berkembang pada tahun 1970-an, ketika Jakarta menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat bagi penduduk dari desa. Lebih dari 80% pendatang ke Jakarta datang untuk mencari pekerjaan dan hanya mendapatkan libur panjang saat lebaran. Mereka pun memanfaatkan momentum ini untuk pulang ke kampung halaman. Hal yang sama terjadi di kota-kota besar lainnya di Indonesia, di mana orang-orang hanya bisa pulang ke kampung halaman saat libur panjang pada saat lebaran. Oleh karena itu, momentum ini terus berkembang menjadi sebuah fenomena yang tak bisa dipisahkan dari tradisi mudik di Indonesia. (Y.I.N)
