Pengembang Pemakaman Al-Azhar Dituding Jadi Penyebab Longsor dan Banjir, Warga Griya Indah Mengadu Ke Dewan Provinsi

Kekesalan warga memuncak saat mereka menyampaikan keluhan langsung kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Budiwanto, S.Si., M.M., dalam agenda reses yang berlangsung di kawasan tersebut, Selasa (22/7/2025).

Karawang, otentiknews.click – Suasana hangat menyelimuti wilayah Perumahan Griya Indah, Desa Parung Mulya, Kecamatan Ciampel. Warga dari RT 07, 08, 15, dan 16 RW 02, 03, dan 04 geram dan kecewa atas kejadian longsor di bantaran Sungai Disukai yang semakin parah tiap musim hujan. Mereka menuding pengembang pemakaman Al Azhar sebagai penyebab utama kerusakan lingkungan tersebut.

Kekesalan warga memuncak saat mereka menyampaikan keluhan langsung kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Budiwanto, S.Si., M.M., dalam agenda reses yang berlangsung di kawasan tersebut, Selasa (22/7/2025).

Foto: H.Budiwanto Anggota DPRD Provinsi Jabar cek lokasi longsor bersama warga. (dok.istimewa)

Keluhan datang bertubi-tubi, salah satunya dari Ibu Novi, Ketua RT, yang menyebut rumah-rumah warga yang berada di tepian sungai sudah hampir roboh akibat tanah terkikis air yang tak tertampung.

“Setiap hujan turun, kami selalu waspada. Air meluap, tanah tergerus, dan rumah warga bisa runtuh sewaktu-waktu. Kami tidak bisa tidur tenang,” ujar Ibu Novi dengan nada kecewa.

Masalah ini ditengarai bermula dari kerusakan turap milik pengembang pemakaman Al Azhar. Tiang pancang yang roboh dan menumpuk di aliran sungai disebut-sebut menjadi penghambat aliran air. Akibatnya, air sungai meluap ke wilayah pemukiman dan menyebabkan tebing sungai longsor.

Lebih mengejutkan, seorang Ketua RW mengungkap bahwa sebelum adanya pembangunan pemakaman elite itu, tidak pernah terjadi banjir maupun longsor. Ia menegaskan bahwa pembangunan pemakaman justru menutup dan menguruk sejumlah aliran anak sungai, sehingga saat hujan turun, air dari lahan Al Azhar tumpah ruah ke sungai utama, menyebabkan banjir dan longsor di wilayah Griya Indah.

“Dulu air bisa mengalir ke beberapa arah. Sekarang semua ditutup oleh Al Azhar. Akibatnya air melimpah ke arah kami. Ini bukan hanya lalai, tapi sudah merugikan banyak warga!” tegas Ketua RW yang enggan disebutkan namanya.

Menanggapi aduan warga, H. Budiwanto secara tegas meminta pengembang tidak tutup mata dan segera bertindak.

“Saya memohon pihak pengembang Al Azhar segera merespons keluhan warga. Perbaiki turap yang rusak, bangun penahan tanah di dua sisi baik yang berbatasan dengan rumah warga maupun lahan makam, dan segera lakukan pengerukan sungai,” ujarnya.

Politisi dari Komisi II DPRD Jawa Barat itu juga menegaskan bahwa pembangunan tak boleh mengorbankan keselamatan warga. Ia berjanji akan mendorong dinas terkait dan memantau langsung penyelesaian persoalan tersebut.

“Ini bukan sekadar proyek, ini menyangkut keselamatan nyawa. Saya akan kawal agar ada langkah cepat dari pihak pengembang dan pemerintah daerah,” tegas H. Budiwanto.

Warga berharap bukan hanya janji yang mereka dengar, tapi aksi nyata untuk mencegah bencana yang lebih besar. Mereka menuntut tanggung jawab konkret dari pihak pemakaman Al Azhar, yang menurut mereka, lebih peduli estetika makam mewah ketimbang dampak sosial dan lingkungan sekitar.

Terpisah Humas Pemakaman Al-Azhar, Bayu Joshua, membantah jika Pemakaman Al-Azhar dituding sebagai penyebab banjir dan longsor di bantaran sungai Disukai. Pasalnya Pemakaman Al-Azhar tidak ada pembuangan air ke sungai.

“Itu (banjir) air jatuhnya dari Kawasan, justru dari kami Pemakaman Al-Azhar lakukan antisipasi dengan memasang bronjong, tapi ketika enggak kuat tahan arus air lalu dipasang turap, kemudian enggak kuat lagi dipasang sitefield, tapi kemudian sitefield juga enggak kuat akhirnya roboh,” ujar Bayu.

Ia pun mengklaim bangunan rumah warga berada di bantaran sungai milik tanah pengairan. Namun demikian ketika ada longsor pihaknya juga kerap membantu warga.

“Intinya setiap ada kejadian baik banjir dan longsor pihak Pemakaman Al-Azhar tidak tinggal diam. Jadi jangan salahkan Pemakaman Al-Azharnya, karena sebelum ada pemakaman pun kejadian seperti sudah sering,” ujarnya.

Bayu juga menegaskan jika antara Pemakaman Al-Azhar dan Perum Griya Indah merupakan satu pemilik.

“Sehingga tidak mungkin adanya Pemakaman Al-Azhar akan mengorbankan Perum Griya Indah karena satu pemilik,” tegasnya.

Ia pun komitmen akan temui warga untuk mencari solusi jika memang ada permasalahan. (red).

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles